NILAI DAN KEBERNILAIAN
NILAI DAN KEBERNILAIAN
Oleh: Adi Riyansah
Manusia dalam
kehidupannya erat kaitanya dengan nilai, entah itu menilai maupun dinilai.
Nilai (value) termasuk kajian bidang filsafat, semua yang berkaitan
dengan nilai dikaji dan dipelajari salah satu cabang filsafat yaitu Filsafat
Nilai (Axiology, Theory of Value). Istilah nilai dipakai untuk menunjuk
kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth) atau kebaiakan (goodnes). Disamping itu juga menunjuk kata kerja yang artinya
suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian,
kalimat yang sering kita dengarkan “mahasiswa”
sebagai contoh dari nilai yang lazim kita dengar dimanapun kita berada, pasar,
perpustakaan, pondok-pesantren, bahkan pos ronda, dan terkhusus yakni di
kampus, STIQ gitulolo
Pada hakikatnya
nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan
objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Sesuatu mengandung nilai artinya ada
sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut. Misalnya, “pemandangan
itu indah” dan “perbuatan itu bermoral” dan “mahasiswa STIQ
An-Nur adalah mahasiswa yang aktivis”.
Pada kalimat
“pemandangan itu indah” terdapat sifat indah yang melekat didalamnya
(pemandangan) begitu pula dengan kalimat “perbuatan itu bermoral” didalamnya
(perbuatan/tindakan) terdapat sifat susila dan juga “mahasiswa STIQ
An-Nur adalah mahasiswa yang aktivis” didalamnya (mahasiswa STIQ
An-Nur) terdapat sifat aktif. Dengan demikian nilai itu sebenarnya suatu
kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya. Nilai itu
tercipta karena ada fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan yang membawanya.
Kemudian yang
menjadi pertanyaan re-misteri-us (saudaranya remisterio) untuk kita sebagai
mahasiswa STIQ An-Nur, sudahkah kita dipandang oleh masyarakat sebagai
mahasiswa yang bisa membuat Indonesia lebih maju?
Nilai
mengandung cita-cita, harapan, dambaan, dan keharusan. Berbicara tentang nilai
berarti kita bicara tentang hal ideal bukan tentang hal real. Nilai berkaitan
dengan nilai normatif bukan kognitif, atau nilai berada dalam dunia ideal bukan
dunia real. Meskipun demikian diantara
keduanya, antara dunia ideal dan dunia real, antara yang makna normatif dan
kognitif saling berkaitan dan berhubungan erat. Artinya, yang ideal harus
menjadi real, yang bermakna normatif harus direalisasaikan dalam perbuatan
sehari-hari yang merupakan fakta.
Komentar
Posting Komentar