Kepemimpinan itu dimulai dengan hati bukan dengan kepala
Kepemimpinan
itu dimulai dengan
hati bukan
dengan kepala
Oleh : Adi Riyansah
Kepemimpinan itu dimulai dengan hati
bukan dengan kepala. Pemilwa, sebuah kata yang dekat sekali dengan kampus ini STIQ
pada hari-hari kemarin. Semua media massa memberikan infomasi terbaru tentang Pemilwa
untuk semua mahasiswa agar dapat mengikuti pelaksaan pemilihan presiden mahasiswa.
Saya sangat tertarik dengan
pembahasan Pemilwa di kampus saya sendiri ( STIQ ). Saya hanya sekedar
mengamati dan bingung dengan beberapa sahabat yang mengajak saya untuk berfikir,
pemimpin seperti apakah yang terbaik untuk mahasiswa STIQ ini, segelintir pemikiran
telah ada di dalam otak ini dan menggambarkan
siapa dirinya.
Apakah para calon presma ini, mewakili
gambaran mahasiswa STIQ, atau kebanyakan mewakili golongan elite intelektual
dari mahasiswa STIQ itu sendiri, menjadi pertanyaan bagi saya, pemimpin seperti
apakah yang tepat untuk memimpin STIQ ini, yang sebagian karakter mahasiswanya nyata
sedang menantikan pemimpin mereka, Pemimpin seperti apakah yang akan mengubah
wajah para mahasiswa STIQ An Nur ini, sehingga kampus STIQ ini dapat menjadi
kampus yang kita banggakan seperti dulu lagi.? Bagus Dwi Prabowo teman sekelas
saya, ia mengatakan, banyak pemimpin yang duduk di posisi pemimpin tapi tidak
tahu bagaimana harus memimpin. Ada pemimpin tapi tidak ada kepemimpinan
demikian kalimat yang pernah dillontarkan oleh salah satu teman sekelas saya
juga, tapi saya lupa siapa dia, He,,,,,,sory,,
Mungkin terlihat sebagai sesuatu
yang membanggakan dan sangat menggiurkan untuk menjadi orang nomor satu. Tapi
apakah sesuatu yang membanggakan seperti itu harus dikejar dengan semua usaha
yang menggunakan otak ( segala cara ia lakukan agar dapat menjadi pemenang )
untuk membangun proses dan menciptakan kesempatan untuk membawa diri ke puncak
pimpinan? Kepemimpinan yang dimulai dengan kepala menurut saya hanyalah seorang
pemimpin gadungan.
Dan seorang pemimpin gadungan akan
mengandalkan uang dan membayar orang supaya mengikutinya. Pemimpin gadungan
menggunakan kekuasaannya untuk menekan orang lain supaya mengikutinya. Semua
orang yang berada di bawah pemimpin seperti ini akan tertekan dan hilang
kreatifitasnya pemimpin harus memiliki integritas. Integritas adalah suatu
prinsip yang didasarkan atas karakter, etika, agama, moral yang baik yang
menyatakan siapa dia. Karena dia akan menyelaraskan itu melalui cara berpikir,
berbicara, bersikap, bertindak dan mengambil keputusan (konsisten).
Seseorang yang punya integritas
memiliki kehidupan yang terintegrasi. Seorang pemimpin perlu diperhatikan
kehidupannya. Apakah dia mampu memimpin keluarganya, karena itu akan
menunjukkan kemampuannya memimpin komunitas yang lebih besar. Kita sudah
memiliki pemimpin sebelumnya untuk dievaluasi, bagaimana dia memimpin keluarganya
(mahasiswa STIQ An Nur ).
Pertanyaan yang bisa kita pikirkan
berhasilkah pemimpin yang kemudian akan memimpin kampus tercinta ini STIQ?
Selain mampu memimpin masyaraka STIQ, pemimpin juga harus mampu memimpin diri
sendiri. Mampu memimpin diri sendiri dalam memberi pendapat dengan sopan dan
menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Kalau diri sendiri tidak bisa dikendalikan,
bagaimanakah orang tersebut bisa memimpin satu daerah? “Kaisar Nero membakar
kota Roma adalah contoh yang diakibatkan pemimpin yang tidak mampu menguasai
diri”.
Kalau seorang pemimpin hanya
menggunakan otaknya untuk menjadi pemimpin di kampus ini, maka masih banyak
yang perlu dibenahi dan diproses untuk membentuk pribadi yang mampu menjadi
pemimpin di kampus tercinta ini termasuk saya he... Sebagai manusia, seharusnya
kita tidak boleh cuek dengan situasi yang mempengaruhi kehidupan kita. Kita
harus mengambil sikap, sekalipun kita seakan tidak memiliki pengaruh dalam
pemilihan presiden mahasiswa. Kita memiliki teman, saudara, dosen, bahkan pacar
bagi yang punya, yang mungkin tidak
mengerti dengan semua itu. Mereka hanya tahu bahwa akan ada seseorang yang
dipilih untuk menjadi presiden mahasiswa, dan mengharapkan sesuatu yang lebih
baik untuk terjadi di masa mendatang.
Seseorang yang memimpin karena
posisinya bukan karena kepribadian dan kemampuannya untuk memimpin, menurut
saya tidak menyenangkan karena sendirian. Kepemimpinan yang dimulai dengan hati
untuk kebaikan dan kemajuan bersama akan lebih berpengaruh. Karena segala
sesuatu yang dilakukan dengan hati yang tulus akan menyentuh hati orang banyak.
Itulah yang dimaksud dengan hati kepemimpinnan,,he he he
Komentar
Posting Komentar