Hujan Bulan Juni
Hujan Bulan Juni
Oleh: Nur Alifah
“Bagaimana
mungkin seseorang memiliki keinginan untuk mengurai kembali benang yang tak
terkirakan jumlahnya dalam selembar sapu tangan yang telah ditenunnya sendiri.
Bagaimana mungkin seseorang bisa mendadak terbebaskan dari jaringan benang yang
susun-bersusun, silang-menyilang, timpa-menimpa dengan rapi di selembar sapu
tangan yang sudah tahun menahun lamanya ditenun dengan sabar oleh jari-jarinya
sendiri oleh kesunyiannya sendiri oleh ketabahannya sendiri oleh tarikan dan
hembusan napasnya sendiri oleh rintik waktu dalam benaknya sendiri oleh
kerinduannya sendiri oleh penghayatannya sendiri tentang hubungan-hubungan
pelik antara perempuan dan laki-laki yang tinggal di sebuah ruangan kedap suara
yang bernama kasih sayang. Bagaimana mungkin.”
Sedikit irisan diksi dari Novel Hujan Bulan Juni.
Hujan Bulan Juni –
Sebuah novel karya sastrawan senior Sapardi Djoko Damono yang diterbitkan oleh
Gramedia pada Juni 2015. Novel setebal 135 halaman ini menceritakan tentang
kehidupan antara dua sejoli (Sarwono & Pingkan) yang penuh liku. Di dalam
tulisannya, Sapardi Djoko Damono tetaplah memunculkan ciri khasnya yang lihai
dalam membuat kalimat. Banyak kalimat yang terbaca seperti sebuah syair dalam
setiap percakapan. Muncul juga beberapa kalimat percakapan yang menggunakan
bahasa Jawa di dalam novel ini. Disisipkan juga beberapa bait puisi yang
menambah bumbu romantika dalam sebuah kehidupan dan hubungan.
Sungguh alur cerita
yang sulit untuk ditebak. Tulisan yang membuat pikiran melayang-layang seperti
seorang penyair yang pandai memuji, namun kerap kali terlihat rapuh dan mudah
meneteskan airmata. Pergolakan hati yang terus bertanya bagaimana mungkin aku
bisa tetap meyakinkan diri ini dalam suatu hubungan, kalau kenyataannya kita
sekarang berjauhan. Ya, novel ini benar-benar membuat kita terhanyut dalam
alurnya ketika sedang membaca. Kita rekomendasikan untuk membaca novel ini dan
memilikinya, sebuah novel dengan cara penulisan yang berbeda serta penuh syair
di setiap kalimatnya.
Walau dengan ending yang
menggantung, novel ini sama manisnya dengan puisi Hujan Bulan Juni yang sudah
lahir sebelumnya. Sapardi, adalah sosok yang membuat ribuan manusia jatuh hati,
bahkan berkali-kali dengan diksi-diksi yang beliau miliki. Beberapa puisinya diantaranya
adalah: Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana. Hatiku Selembar Daun, Hujan
Bulan Juni, Yang Fana Adalah Waktu, dan masih banyak yang lain. Maaf
sebelumnya tidak ada niat ingin “meracuni”, hehe tapi entah kenapa karya
Sapardi adalah sesuatu yang harus teman-teman baca, apalagi untuk penikmat
dunia kata.
Komentar
Posting Komentar