FILSAFAT DAN CINTA



FILSAFAT DAN CINTA
(Oleh: Sahabati Nur Alifah)


First time melihat buku ini di kolom filsafat sebuah took buku seperti ada sebuah magnet yang menyedot bingkai mata yang kemudian menginformasikan keotak dantang aninime respon untuk menggapainya. Sampulnya begitu sederhana, ada dua kata yang begitumenarik (judul: FILSAFAT & CINTA Yang Menggebu) yang oleh penulis, Darwin, mungkin sengaja dicetak besar agar para pembaca tau bahwa betapa “menggebunya” isi tulisan dalam buku tersebut. Dan akhirnya hanya dengan membaca sinopsisnya sajas udah membuatku tak sadarkan diri untuk menggiring buku terbitan The Phinisi Press inikemejakasir.

Para bijak cendekia (filsuf), bagi penulis buku ini, adalah juga pencinta sejati. Mereka tak jemu memburu cinta. Maka ditelusurilah segala lekuk-lembah, gemunung, dan rimba hikmah. Perburuan bernuansa cinta inilah yang diolah oleh Darwin menjadi renyah. Bincangan filsafat dalam buku ini keluar dari langgam filsafat yang umum kita temui. Filsafat yang maha berat itu menjadi ringan berkat kepiawaian Darwin mengolah pikiran-pikiran Plato, Aristoteles, Nietzsche, Descartes, Karl Marx, Immanuel Kant, Heidegger, Machiavelli, Derrida, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Al Ghazali, Suhrawardi, Mulla Sadra dan para pencinta sejati lainnya. Sungguh, filsafat dalam buku ini adalah filsafat nanringan, seperti cinta, indah dan membuat hati Wberbunga…

Darwin dalam buku ini menceritakan perihal filsafat dengan ringan dan yang tidak pernah ketinggalan adalah nama Fahruddin Faiz, dosen UIN Sunan Kalijaga yang seolah sumber dimana ia dapat gaya berfilsafat dengan bahasa yang tidak melangit itu. Membacanya tidak akan terlalu sering mengerutkan dahi, dan buku ini mungkin dapat dijadikan semacam terapi untuk teman-teman yang sedikit ‘phobia’ dengan filsafat. Hehe.......

Bagian yang  paling penulis suka adalah, tentang Ibnu Sina sisalah satu filsuf terbesar dalam Islam dengan master piece-nya As Syifa (Buku Penyembuhan) ini bias menulis dan membaca cepat. Bahkan pada satu cerita, disaat perang pun iamasih sempat-sempatnya membaca karya Aristoteles, dan juga ia bias menulis buku dengan sanga tindah dari atas punggung kuda. Sungguh mempesonanian..........
Kemudian ketika pembahasan tentang para filsuf Islam dengan gagasan dan temuannya yang kemudian hari ‘ditemukan’ dan diulas kembali oleh Barat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer