Belajar Agama Itu Harus Cerdas Demi Tangkal Radikalisme



Belajar Agama Itu Harus Cerdas Demi Tangkal
Radikalisme
Oleh : Ummi Sholikhah

            Zaman sekarang banyak orang-orang yang baru mengenal agama aja udah dibilang ustadz, misal seperti selebriti yang baru masuk agama islam atau sering disebut muallaf atau orang yang menasehati dan orang yang memberi motivator. Padahal mereka juga belum tentu paham tentang agama yang benar. Maka dari itu belajar agama itu harus menguasai ilmu-ilmunya dengan benar termasuk ilmu al-Qur’an dan Hadist. Ilmu al-Qur’an dan Hadist ini sangat penting dalam menangkal propaganda paham radikalisme dan terorisme hingga banyak memutar balikkan makna ayat al-Qur’an dan Hadist. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang  menafsirkan al-Qur’an dan teks Hadist secara mentah atau tidak berdasarkan ilmu-ilmu yang  seharusnya dipakai menafsirkan al-Qur’an dan Hadist. Alangkah baiknya sebagai umat Islam jika ingin belajar ilmu agama itu tidak setengah-setengah agar pemahamannya saat belajar tidak kurang dan bisa memahami secara baik dan benar, apabila pemahamannya dangkal kita tidak bisa melawan doktrin-doktrin radikal dari luar yang mengatasnamakan Islam.
            Ustadz Abdurrahman Ayyub adalah eks teroris yang kini sudah taubat karna sudah menyadari apa yang beliau lakukan, yang beliau anggap suatu bentuk jihad ternyata hasil dari kekeliruan dalam memaknai ayat-ayat al-Qur’an dan Hadist yang berkaitan tentang jihad dengan memerangi kelompok tertentu secara radikal. Seperti halnya kelompok yang menamakan ISIS, mereka mengatas namakan Islam, padahal jika dilihat dari pratiknya sungguh jauh dari cerminan prinsip Islam yang rahmatan lil’alamin.
            Ustadz Abdurrahman Ayyub juga menjelaskan bahwa tahun 1437 sebelum kelompok ini muncul,
Nabi Muhammad Saw sudah mengisyaratkan akan adanya kelompok ini seperti yang disebutkan di hadist-hadist shohih, menurut Nabi mereka memang membaca al-Qur’an tapi pemahamannya dangkal namun, mereka sudah berani berkoar-koar seakan yang paling paham, seperti yang dilakukan oleh kelompok ISIS. Mereka selalu mengusung ayat-ayat al-Qur’an dan Hadist dalam menjalankan praktik “jihad” dan mengkafirkan orang yang tidak sepaham. Peran keluarga sangatlah penting dalam membendung propaganda radikalisme dan terorisme.
Keluarga sebagai lingkup pendidikan yang inti juga harus mengarahkan anaknya dalam belajar agama serta dalam pergaulan bersama teman sebayanya. Selain dari pengaruh dari lingkungan, pengaruh teknologi juga harus diwaspadai supaya dapat digunakan untuk mengakses hal-hal yang positif dan bermanfaat terutama dengan media teknologi seperti internet dan media sosial lainnya.
            Maka dari itu dapat disimpulkan seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu bertambah besar pula tantangan yang dihadapi oleh generasi penerus. Peran agama sangat diperlukan untuk mencegah doktrin-doktrin tentang radikalisme dan dapat diakses dengan mudah melalui situs-situs yang tersebar diinternet atau media sosial. Dengan catatan dalam memahami agama Islam harus runtut, artinya belajar agama mulai dari yang dasar, sedikit demi sedikit, dan harus dengan guru atau kyai yang sudah dikenal jelas kebenaran ilmunya.


Komentar

Postingan Populer